KONSEP DASAR
PROXY
Proxy dapat dipahami sebagai pihak
ketiga yang berdiri ditengah-tengah antara kedua pihak yang saling berhubungan
dan berfungsi sebagai perantara, sedemikian sehingga pihak pertama dan pihak
kedua tidak secara langsung berhubungan, akan tetapi masing-masing berhubungan
dengan perantara, yaitu proxy.
Sebuah analogi; bila seorang
mahasiswa meminjam buku di perpustakaan, kadang si mahasiswa tidak
diperbolehkan langsung mencari dan mengambil sendiri buku yang kita inginkan
dari rak, tetapi kita meminta buku tersebut kepada petugas, tentu saja dengan
memberikan nomor atau kode bukunya, dan kemudian petugas tersebut yang akan
mencarikan dan mengambilkan bukunya. Dalam kasus diatas, petugas perpustakaan
tersebut telah bertindak sebagai perantara atau Proxy. Petugas tersebut juga
bisa memastikan dan menjaga misalnya, agar mahasiswa hanya bisa meminjam buku untuk mahasiswa, dosen boleh
meminjam buku semua buku, atau masyarakat umum hanya boleh meminjam buku
tertentu.
Mungkin
proses tersebut menjadi lebih lama dibandingkan bila kita langsung mencari dan
mengambil sendiri buku yang kita inginkan. Namun bila saja setiap kali petugas
mencari dan mengambil buku untuk seseorang, si petugas juga membuat beberapa
salinan dari buku tersebut sebelum memberikan bukunya kepada orang yang
meminta, dan menyimpannya di atas meja pelayanan, maka bila ada orang lain yang
meminta buku tertentu, sangat besar kemungkinan buku yang diminta sudah
tersedia salinannya diatas meja, dan si petugas tinggal memberikannya langsung.
Hasilnya adalah layanan yang lebih cepat dan sekaligus keamanan yang baik.
Analogi
diatas menjelaskan konsep dan fungsi dasar dari suatu proxy dalam komunikasi
jaringan komputer dan internet. Proxy server mempunyai 3 fungsi utama yaitu
Connection Sharing, Filtering dan Caching. Masing masing fungsi akan dijelaskan
lebih lanjut dibawah.
Proxy
dalam pengertiannya sebagai perantara, bekerja dalam berbagai jenis protokol
komunikasi jaringan dan dapat berada pada level-level yang berbeda pada hirarki
layer protokol komunikasi jaringan. Suatu perantara dapat saja bekerja pada
layer Data-Link, layer Network dan Transport, maupun layer Aplikasi dalam
hirarki layer komunikasi jaringan
menurut OSI. Namun pengertian proxy server sebagian besar adalah untuk menunjuk
suatu server yang bekerja sebagai proxy pada layer Aplikasi, meskipun juga akan
dibahas mengenai proxy pada level sirkuit.
Dalam
suatu jaringan lokal yang terhubung ke jaringan lain atau internet, pengguna
tidak langsung berhubungan dengan jaringan luar atau internet, tetapi harus
melewati suatu gateway, yang bertindak sebagai batas antara jaringan lokal dan
jaringan luar. Gateway ini sangat penting, karena jaringan lokal harus dapat
dilindungi dengan baik dari bahaya yang mungkin berasal dari internet, dan hal
tersebut akan sulit dilakukan bial tidak ada garis batas yang jelas jaringan
lokal dan internet. Gateway juga bertindak sebagai titik dimana sejumlah
koneksi dari pengguna lokal akan terhubung kepadanya, dan suatu koneksi ke
jaringan luar juga terhubung kepadanya. Dengan demikian, koneksi dari jaringan
lokal ke internet akan menggunakan sambungan yang dimiliki oleh gateway secara
bersama-sama (connection sharing). Dalam hal ini, gateway adalah juga sebagai
proxy server, karena menyediakan layanan sebagai perantara antara jaringan lokal dan jaringan
luar atau internet.
Diagram
berikut menggambarkan posisi dan fungsi dari proxy server, diantara pengguna
dan penyedia layanan:
PROXY, GATEWAY DAN FIREWALL
Proxy
server juga biasanya menjadi satu dengan firewall server, meskipun keduanya
bekerja pada layer yang berbeda. Firewall atau packet filtering yang digunakan
untuk melindungi jaringan lokal dari serangan atau gangguan yang berasal dari
jaringan internet bekerja pada layer network, sedangkan proxy server bekerja
pada layer aplikasi. Firewall biasanya diletakkan pada router-router, untuk
sehingga bisa melakukan filtering atas paket yang lewat dari dan ke
jaringan-jaringan yang dihubungkan.
Karena
firewall melakukan filtering berdasarkan suatu daftar aturan dan pengaturan
akses tertentu, maka lebih mudah mengatur dan mengendalikan trafik dari
sumber-sumber yang tidak dipercaya. Firewall juga melakukan filtering
berdasarkan jenis protokol yang digunakan (TCP,UDP,ICMP) dan port TCP atau UDP
yang digunakan oleh suatu layanan (semisal telnet atau FTP). Sehingga firewall
melakukan kendali dengan metode boleh lewat atau tidak boleh lewat, sesuai
dengan daftar aturan dan pengaturan akses yang dibuat. Bila suatu layanan
tertentu atau alamat tertentu merupakan layanan atau alamat yang terpercaya,
maka dapat diatur pada firewall agar paket dari sumber terpercaya diperbolehkan
lewat.
Packet
filtering pada firewall mempunyai keunggulan yaitu kecapatan yang lebih dan tidak
memerlukan konfigurasi tertentu pada pengguna-pengguna yang terhubung. Namun di
sisi lain dapat menimbulkan kesulitan, karena akan sangat sulit bila kita harus
membuat satu daftar aturan yang banyak dan kompleks. Disamping itu, yang bisa
dilakukan firewall hanya memperbolehkan atau tidak memperbolehkan suatu paket
lewat berdasarkan pada alamat IP sumber atau alamat IP tujuan yang ada pada
paket tersebut. Penyerang bisa melakukan memalsukan alamat IP pada paket
(spoofing) emnggunakan alamat IP tertentu yang terpercaya, dan firewall akan
melewatkannya. Penyerang juga dapat melakukan penyadapan paket (sniffing)
dengan relatif mudah untuk mengetahui struktur alamat IP pada header paket yang
lewat di jaringan.
Dalam
analogi perpustakaan diatas, filtering pada firewall serupa dengan petugas
perpustakaan menimpan daftar mahasiswa dan dosen yang terpercaya, dan mereka
boleh langsung mengambil sendiri buku yang diinginkan dari rak. Ini bisa
menghasilkan proses sirkulasi buku yang lebih cepat, namun memerlukan penanganan
khusus atas daftar yang diperbolehkan tersebut. Ini juga beresiko bila ada
seseorang yang menggunkan identitas palsu, sehingga seolah-olah dia adalah
salah satu dari yang ada dalam daftar yang diperbolehkan.
Proxy server
menggunakan cara yang berbeda. Proxy server memotong hubungan langsung antara
pengguna dan layanan yang diakases (atau antara mahasiswa dan buku-buku
perpustakaan dalam analogi diatas). Ini dilakukan pertama-tama dengan mengubah
alamat IP, membuat pemetaan dari alamat IP jaringan lokal ke suatu alamat IP
proxy, yang digunakan untuk jaringan luar atau internet. Karena hanya lamat IP
proxy tersebut yang akan diketahui secara umum di internet (jaringan yang tidak
terpercaya), maka pemalsuan tidak bisa dilakukan.
PENDEKATAN LAYER OSI
Karena proxy bekerja pada layer
aplikasi, proxy server dapat berjalan pada banyak aplikasi antara lain HTTP
Proxy atau Web Proxy untuk protokol HTTP atau Web, FTP Proxy, SMTP/POP Proxy
untuk email, NNTP proxy untuk Newsgroup, RealAudio/RealVideo Proxy untuk
multimedia streaming, IRC proxy untuk Internet Relay Chat (IRC), dan lain-lain.
Masing-masing hanya akan menerima,meneruskan atau melakukan filter atas paket
yang dihasilkan oleh layanan yang bersesuaian.
Proxy aplikasi spesifik memiliki
pilihan konfigurasi yang sangat banyak. Sebagai contoh, Web Proxy dapat
dikonfigurasi untuk menolak akses ke situs web tertentu pada waktu-waktu
tertentu. Demikian juga proxy yang lain, misalnya dapat dikonfigurasi untuk
hanya memperbolehkan download FTP dan tidak memperbolehkan upload FTP, hanya
memperbolehkan pengguna tertentu yang bisa memainkan file-file RealAudio,
mencegah akses ke email server sebelum tanggal tertentu, dan masih banyak lagi.
Proxy server juga sangat baik dalam
hal kemampuan menyimpan catatan (logging) dari trafik jaringan, dan dapat
digunakan untuk memastikan bahwa koneksi untuk jenis trafik tertentu harus
selalu tersedia. Sebagai contoh, sebuah kantor mempunyai koneksi terus menerus
ke Internet untuk keperluan akses Web menggunakan satu koneksi Dial-up. Proxy
server dapat dikonfigurasi untuk membuka satu lagi koneksi Dial-up kedua bila
ada pengguna yang melakukan download melalui FTP pada koneksi Dial-up pertama
dalam waktu lama.
Sebagaimana biasa, kelemahan dari
konfigurasi yang sangat fleksibel dan banyak pilihan adalah timbulnya
kompleksitas. Aplikasi pada sisi pengguna seperti Web Browser atau RealAudio
Player harus ikut dikonfigurasi untuk bisa mengetahui adanya proxy server dan
bisa menggunakan layanannya. Bila suatu layanan baru dibuat di internet yang
berjalan pada layer aplikasi, dengan menggunakan protokol baru dan port yang
baru, maka harus dibuat juga proxy yang spesifik dan bersesuaian dengan layanan
tersebut. Proses penambahan pengguna dan pendefinisian aturan akses pada suatu
proxy juga bisa sangat rumit.
Sebagai
perantara antara pengguna dan server-server di internet, proxy server bekerja
dengan cara menerima permintaan layanan dari user, dan kemudian sebagai
gantinya proxy server akan mewakili permintaan pengguna, ke server-server di
internet yang dimaksudkan. Dengan demikian, sebenarnya proxy server hanya
meneruskan permintaan pengguna ke server yang dimaksud, akan tetapi disini
identitas peminta sudah berganti, bukan lagi pengguna asal, tetapi proxy server
tersebut. Server-server di internet hanya akan mengeahui identitas proxy server
tersebut, sebagai yang meminta, tetapi tidak akan tahu peminta sebenarnya
(yaitu pengguna asalnya) karena permintaan yang sampai kepada server-server di
internet bukan lagi dari pengguna asal, tetapi dari proxy server.
Bagi
penggguna sendiri, proses yang terjadi pada proxy server diatas juga tidak
kelihatan (transparan). Pengguna melakukan permintaan atas layanan-layanan di
internet langsung kepada server-server layanan di internet. Penguna hanya mengetahui
keberadaan atau alamat dari proxy server, yang diperlukan untuk melakukan
konfigurasi pada sisis pengguna untuk dapat menggunakan layanan dari proxy
server tersebut.
CACHING
Fungsi
dasar yang ketiga dan sangat penting dari suatu proxy server adalah caching.
Proxy server memiliki mekanisme penyimpanan obyek-obyek yang sudah pernah
diminta dari server-server di internet, biasa disebut caching. Karena itu,
proxy server yang juga melakukan proses caching juga biasa disebut cache
server.
Mekanisme caching
akan menyimpan obyek-obyek yang merupakan hasil permintaan dari dari para
pengguna, yang didapat dari internet. Karena proxy server bertindak sebagai
perantara, maka proxy server mendapatkan obyek-obyek tersebut lebih dahulu dari
sumbernya untuk ekmudian diteruskan kepada peminta yang sesungguhnya. Dalam
proses tersebut, proxy server juga sekaligus menyimpan obyek-obyek tersebut
untuk dirinya sendiri dalam ruang disk yang disediakan (cache).
Dengan
demikian, bila suatu saat ada pengguna yang meminta suatu layanan ke internet
yang mengandung obyek-obyek yang sama dengan yang sudah pernah diminta
sebelumnya, yaitu yang sudah ada dalam cache, maka proxy server akan dapat
langsung memberikan obyek dari cache yang diminta kepada pengguna, tanpa harus meminta
ulang ke server aslinya di internet. Bila permintaan tersebut tidak dapat
ditemukan dalam cache di proxy server, baru kemudian proxy server meneruskan
atau memintakannya ke server aslinya di internet.
Proses caching ini juga tidak kelihatan bagi
pengguna (transparan), karena bagi pengguna tidak tampak siapa sebenarnya yang
yang memberikan obyek yang dimintanya, apakah proxy server yang mengambil dari
cache-nya atau server asli di internet. Dari sisi pengguna, semua akan nampak
sebagai balasan langsung dari internet.
Salah satu proxy yang paling banyak dibahas
dan digunakan secara luas adalah HTTP proxy atau Web proxy. HTTP proxy server
merupakan proxy yang berdiri diantara alokasi web pengguna misalnya web browser
dan web server atau HTTP server.
Ketika pengguna
membuka browser dan mengetikkan URL, maka content yang diminta URL tersebut
dinamakan “Internet Object”. Pertama dia akan bertanya terlebih dahulu ke
sebuah DNS (Domain Name Server). DNS akan mencari IP Address dari URL tersebut
dalam databasenya dan memberi jawaban kepada browser tersebut kembali. Setelah
browser mendapatkan IP Address, maka ia akan membuka hubungan ke port http web
server tujuan. Web server akan mendengarkan adanya permintaan dari browser lalu
memberikan content yang diminta tersebut. Seteleh browser menerima content maka
hubungan dengan web server bias diputus. Content lalu ditampilkan dan disimpan
didalam hardisk.
Content yang
disimpan didalam hardisk biasanya disebut cache object yang natinya akan
digunakan jika pengguna kembali mengunjungi site yang sama, misalnya dengan
mengklik tombol back atau melihat history. Dalam kunjungan berikutnya, browser
akan memeriksa validasi content yang disimpannya, validasi ini dilakukan dengan
membandingkan header content yang ada pada cache object dengan yang ada pada
web server, jika contect belum expired (kadaluwarsa) maka contect tadi akan
ditampilkan kembali ke browser.
Cache object
yang disimpan dalam hardisk local ini hanya bias dipakai oleh pengguna
sendirian, tidak bias dibagi dengan pengguna yang lainnya, lain hal jika
content tersebut disimpan pada sebuah server, dimana semua computer terhubung
dengan server tersebut, maka cache object tersebut bias dipakai bersama-sama,
server tersebutlah yang nantinya akan dinamakan cache server atau proxy server.
Cache server
diletakkan pada titik diantara klien dan web server . Pada contoh diatas klien
akan meminta content dari suatu web server ke cache server, tidak langsung ke
web server tujuan. Cache server inilah yang bertanggung jawab untuk mendownload
content yang diminta dan memberikannya pada klien. Content tadi disimpan pada
hardsik local cache server. Lain waktu, ada klien yang meminta content yang
sama, maka cache server tidak perlu mengambil langsung dari server tujuan tapi
tinggal memberikan content yang sudah ada. Disinilah letak optimasi cache
server tersebut.
Ada dua jenis
metode caching, yaitu pasif dan aktif. Seperti telah kita ketahui, object yang
disimpan bisa saja mencapai expired, untuk memeriksanya dilakukan validasi.
Jika validasi ini dilakukan setelah ada permintaan dari klien, metode ini
disebut pasif. Pada caching aktif, cache server mengamati object dan pola
perubahannya. Misalkan pada sebuah object didapati setiap harinya berubah
setiap jam 12 siang dan pengguna biasanya membacanya jam 14, maka cache server
tanpa diminta klien akan memperbaharui object tersebut antara jam 12 dan 14
siang, dengan cara update otomatis ini waktu yang dibutuhkan pengguna untuk
mendapatkan object yang fresh akan semakin sedikit.
Pada kondisi
tertentu, kapasitas penyimpanan akan terkuras habis oleh object. Namun cache
server mempunyai beberapa metode penghapusan untuk menjaga kapasitas tetap
terjaga, sesuai dengan kopnfigurasi yang telah ditetapkan. Penghapusan ini
didasarkan pada umur dan kepopuleran, semakin tua umur object akan tinggi
prioritasnya untuk dihapus. Dan juga untuk object yang tidak popular akan lebih
cepat dihapus juga.
Diagram berikut menggambarkan proses dan mekanisme caching :
Hirarki Cache
Antara cache
server bias terjalin saling kerja sama. Protokol “kerja sama” ini bernama
Internet Cache Protocol (ICP). Dengan ICP, sistem cache bias mempunyai hirarki.
Hirarki dibentuk oleh dua jenis hubungan, yaitu parent dan sibling.
Parent :cache server yang
wajib mencarikan content yang diminta oleh klien
Sibling :cache server yang wajib memberikan content yang diminta
jika memang tersedia. Jika tidak, sibling tidak wajib untuk mencarikannya
Dari dua
hubungannya ini, sistem cache bias didesain secara bertingkat. Misalkan dalam
mendesain sebuah ISP atau network kampus, anda bias mempunyai lebih dari satu
cache server yang saling sibling satu dengan yang lainnya.
Skenario lainnya misalkan antara cache kantor pusat dan kantor
cabang, dimana kantor pusat terletak di gateway internet. Parent kantor pusat
selain digunakan network lokalnya, juga dibebani trafik yang berasal dari cache
server milik kantor cabang.
Untuk bermacam-macam desain cache dapat dilihat dari skema gambar
berikut :
Pada gambar
diatas jelas bahwa antara cache sibling yang satu dengan yang lainnya saling
bertukar object, dan jika tidak ada maka cache sibling akan meminta content ke
cache server, dan cache server wajib untuk memberikannya, dalam kondisi yang
sesungguhnya hubungan cache sibling bias lebih dari satu.
Hubungan jenis
ini bersifat ketergantungan penuh, cache child (cache server) mau tidak mau
harus meminta kepada parent, dan parent pun berkewajiban untuk memenuhi
permintaan child tanpa kecuali, pada kondisi ada atau tidaknya object yang
diminta di dalam hardsiknya. Dan bagi child, bila parent tidak bias memenuhi
permintaan, maka cache child akan memberikan pesan error pada browser klien
bahwa URL maupun content yang diminta tidak dapat diambil.
TRANSPARENT PROXY
Salah satu kompleksitas dari proxy pada level
aplikasi adalah bahwa pada sisi pengguna harus dilakukan konfigurasi yang
spesifik untuk suatu proxy tertentu agar bisa menggunakan layanan dari suatu
proxy server. Bila diinginkan agar pengguna tidak harus melakukan konfigurasi
khusus, kita bisa mengkonfigurasi proxy/cache server agar berjalan secara
benar-benar transparan terhadap pengguna (transparent proxy). Biasanya cara ini
memerlukan bantuan dan konfigurasi aplikasi firewall (yang bekerja pada layer
network) untuk bisa membuat transparent proxy yang bekerja pada layer aplikasi.
Transparent proxy dapat berguna
untuk “memaksa pengguna” menggunakan proxy/cache server, karena pengguna
benar-benar tidak mengetahui tentang keberadaan proxy ini, dan apapun
konfigurasi pada sisi pengguna, selama proxy server ini berada pada jalur
jaringan yang pasti dilalui oleh pengguna untuk menuju ke internet, maka
pengguna pasti dengan sendirinya akan “menggunakan” proxy/cache ini.
Cara membuat transparent proxy
adalah dengan membelokkan arah (redirecting) dari paket-paket untuk suatu
aplikasi tertentu, dengan menggunakan satu atau lebih aturan pada
firewall/router. Hal ini bisa dilakukan karena setiap aplikasi berbasis TCP
akan menggunakan salah satu port yang tersedia, dan firewall dapat diatur agar
membelokkan paket yang menuju ke port layanan tertentu, ke arah port dari proxy
yang bersesuaian.
Sebagai contoh, pada saat klient membuka hubungan HTTP (port
80) dengan suatu web server, firewall pada router yang menerima segera
mengenali bahwa ada paket data yang berasal dari klien dengan nomor port 80.
Disini kita juga mempunyai satu HTTP proxy server yang berjalan pada port 3130.
Maka pada firewall router kita buat satu aturan yang menyatakan bahwa setiap
paket yang datang dari jaringan lokal menuju ke port 80 harus dibelokkan ke
arah alamat HTTP proxy server port 3130. Akibatnya, semua permintaan web dari
pengguna akan masuk dan diwakili oleh HTTP proxy server diatas.
Jadi secara umum keuntungan dari metode transparent proxy itu
sendiri adalah :
- Kemudahan
administrasi jaringan, dengan artian browser yang digunakan klien tidak
harus dikonfigurasi secara khusus yang menyatakan bahwa mereka menggunakan
fasilitas proxy yang bersangkutan.
- Sentralisasi
kontrol, dengan artian, pergantian metode bypass proxy maupun penggunaan proxy oleh klien dapat
dilakukan secara terpusat.
SQUID WEB PROXY/CACHE
Salah
satu contoh aplikasi proxy/cache server adalah Squid. Squid dikenal sebagai
aplikasi proxy dan cache server yang handal. Pada pihak klien bekerja apliaksi
browser yang meminta request http pada port 80. Browser ini setelah
dikonfigurasi akan meminta content, yang selanjutnya disebut object, kepada
cache server, dengan nomor port yang telah disesuaikan dengan milik server,
nomor yang dipakai bukan port 80 melainkan port 8080 3130 (kebanyakan cache
server menggunakan port itu sebagai standarnya).
Pada saat browser mengirimkan header
permintaan, sinyal http request dikirimkan ke server. Header tersebut diterima
squid dan dibaca. Dari hasil pembacaan, squid akan memparsing URL yang
dibutuhkan, lali URL ini dicocokkan dengan database cache yang ada.
Database ini berupa
kumpulan metadata (semacam header) dari object yang sudah ada didalam hardisk.
Jika ada, object akan dikirimkan ke klien dan tercatat dalam logging bahwa
klien telah mendapatkan object yang diminta. Dalam log kejadian tersebut akan
dicatat sebagai TCP_HIT. Sebaliknya, jika object yang diminta ternyata tidak
ada, squid akan mencarinya dari peer atau langsung ke server tujuan. Setelah
mendapatkan objectnya, squid akan menyimpan object tersebut ke dalam hardisk.
Selama dalam proses download object ini dinamakan “object in transit” yang
sementara akan menghuni ruang memori. Dalam masa download tadi, object mulai
dikirimkan ke klien dan setelah selesai, kejadian ini tercatat dalam log
sebagai TCP_MISS.
Hubungan antar cache atau nantinya
disebut peer itu sendiri ada dua jenis, yaitu parent dan sibling. Sibling
kedudukannya saling sejajar dengan sibling lainnya, sedangkan parent adalah
berada diatas sibling, dua jenis peer ini yang selanjutnya akan bergandengan
membentuk jaringan hirarki cache
ICP sebagai protokol cache berperan
dalam menanyakan ketersediaan object dalam cache. Dalam sebuah jaringan sebuah
cache yang mempunyai sibling, akan mencoba mencari yang dibutuhkan ke peer
sibling lainnya, bukan kepada parent, cache akan mengirimkan sinyal icp kepada
sibling dan sibling membalasnya dengan informasi ketersediaan ada atau tidak.
Bila ada, cache akan mencatatkan ICP_HIT dalam lognya. Setelah kepastian object
bias diambil dari sibling, lalu cache akan mengirimkan sinyal http ke sibling
untuk mengambil object yang dimaksud. Dan setelah mendapatkannya, cache akan
mencatat log SIBLING_HIT.
Jika ternyata sibling tidak menyediakan
object yang dicari, cache akan memintanya kepada parent. Sebagai parent, ia
wajib mencarikan object yang diminta tersebut walaupun ia sendiri tidak
memilikinya (TCP_MISS). Setelah object didapatkan dari server origin, object
akan dikirimkan ke cache child tadi, setelah mendapatkannya cache child akan
mencatatnya sebagai PARENT_HIT.
Konfigurasi, penggunaan dan metode Squid
Konfigurasi-konfigurasi mendasar squid antara lain :
1.
http_port nomor port.
Ini akan menunjukkan nomor port yang akan dipakai untuk menjalankan
squid. Nomor port ini akan dipakai untuk berhubungan dengan klien dan peer.
2.
icp_port nomor port.
Ini akan menunjukkan nomor port yang akan dipakai untuk menjalankan
squid. Nomor port ini akan dipakai untuk berhubungan dengan klien dan peer.
3.
cache_peer nama_peer
tipe_peer nomor_port_http nomor_port_icp option.
Sintask dari cache peer ini digunakan untuk
berhubungan dengan peer lain, dan peer lain yang dikoneksikan ini tipenya
bergantung dari tipe peer yang telah dideklarasikan ini, bias bertipe sibling
maupun bertipe parent,dan port yang digunakan untuk hubungan ICP maupun HTTP
juga dideklarasikan disini, sedangakan untuk parameter option disini ada
bermacam-macam salah satunya adalah default yang berarti dia adalah
satu-satunya parent yang harus dihubungi (jika bertipe parent) dan proxy-only
yang berarti bahwa object yang dipata dari peer tersebut tidak perlu disimpan
dalam hardisk local.
4.
Dead_peer_timeout
jumlah_detik seconds.
Masing-masing peer yang telah didefinisikan sebelumnya mempunyai
waktu timeout sebesar yang ditentukan dalam konfigurasi ini, Jika peer tidak
menjawab kiriman sinyal ICP dalam batas waktu yang telah ditentukan, peer akan
dianggap tidak akan dapat dijangkau, dan cache server tidak akan mengambil
object dari server yang bersangkutan dalam interval waktu tertentu.
5.
Hierarcy_stoplist pola1
pola2
Sintaks ini digunakan untuk menyatakan apa yang harus tidak diminta
dari peer, melainkan harus langsung dari web server origin, jika pola1 dan pola
2 adalah parameter cgi-bin, ?, dan lain-lain maka jika ada request URL yang
mengandung karakter tersebut maka akan diambilkan langsung ke server origin.
6.
Cache_mem jumlah_memori (dalam bytes)
Sintaks ini akan menentukan batas atas jumlah memori yang digunakan
untuk menyimpan antara lain : intransit object yaitu object yang dalam masa
transisi antara waktu cache mendownload sampai object disampaikan ke klien, dan
hot object, yaitu object yang sering diakses.
7.
Cache_swap_low/high
jumlah (dalam persen)
Squid akan menghapus object yang ada didalam hardisknya jika media
tersebut mulai penuh. Ukuran penuh ini yang diset pada cache_swap_low dan
cache_swap_high. Bila batas swap_low telah tercapai maka squid mulai menghapus
dan jika batas swap_high tercapai maka squid akan semakin sering menghapus.
8.
Cache_dir
jenis_file_sistem direktori kapasitas_cache dir_1 jumlah dir_2
Sintaks ini akan menjelaskan direktori cache yang dipakai, pertama
adalah jenis file sistemnya, lalu didirektori mana cache tersebut akan
disimpan, selanjutnya ukuran cache tersebut dalam MegaBytes lalu jumlah
direktori level 1 dan direktori level 2 yang akan digunakan squid untuk
menyimpan objectnya.
ACL (Access
Control List)
Selanjutnya konfigurasi-konfigurasi
lanjutan squid, selain sebagai cache server, squid yang memang bertindak
sebagai “parent” untuk meminta object dari kliennya dapat juga dikonfigurasi
untuk pengaturan hak akses lebih lanjut, untuk pertama kali yang dibicarakan
adalah ACL (access control list), ACL sendiri terdiri dari beberapa tipe antara
lain :
-
Src
IP Address asal yang digunakan klien
-
Dst
IP Address tujuan yang diminta klien
-
Myip
IP Address local dimana klien terhubung
-
Srcdomain
Nama domain asal klien
-
dstdomain
Nama domain tujuan klien
-
Srcdom_regex
Pencarian pola secara string dari nama domain asal klien
-
Dstdom_regex
Pencarian pola secara string dari nama domain tujuan klien
-
Time
Waktu dinyatakan dalam hari dan jam
-
Proto
Protokol transfer (http, ftp, gopher)
-
Method
Metode permintaan http (get, post, connect)
Berikutnya adalah control list yang akan digunakan untuk mengatur
control dari ACL, control list tersebut antara lain :
-
http_access
memperbolehkan acess http
-
icp_access
memperbolehkan peer untuk mengirimkan icp untuk menquery object
-
miss_access
memperbolehkan klien meminta object yang belum ada (miss) didalam
cache
-
no_cache
object yang diminta klien tidak perlu disimpan ke hardisk
-
always_direct
permintaan yang ditangani langsung ke server origin
-
never direct
permintaan yang ditangani secara tidak langsung ke server origin.
Sebagai contoh
diberikan sintaks konfigurasi ACL seperti dibawah ini :
#bagian ACL
ACL localnet
src 192.168.100.0/24
ACL localkomp
127.0.0.1/255.255.255.255
ACL isp
dst 202.59.206.65/30
ACL allsrc
src 0.0.0.0/0.0.0.0
ACL alldst
dst 0.0.0.0/0
ACL other
src 10.10.11.11/32
ACL domainku
srcdomain .jatara.net
#bagian control list
http_access deny other
http_access allow localnet
http_access allow lokalkomp
http_access allow domainku
http_access deny allsrc
always_direct allow isp
always_direct deny alldst
Pada konsep sintaks konfigurasi squid
adalah bahwa sesuatu yang telah dieksekusi pada baris yang lebih atas maka dia
tidak dieksekusi lagi dibaris yang paling bawah, walaupun dalam parameter ACL
yang dibawah tersebut dia juga termasuk, untuk lebih jelasnya, jika ada IP
Address 192.168.100.0/24 maka IP Address yang berkisar dari 192.168.100.1 –
192.168.100.254 (ACL localnet) telah diijinkan untuk mengakses http yang
ditunjukkan oleh http_access allow localnet, dan dibawahnya ada ACL allsrc yang
itu adalah mencakup semua daftar IP Address dan ACL itu tidak diperbolehkan
mengakses http, yaitu http_access_deny allsrc, tapi karena pada ACL localnet dia
telah dieksekusi untuk sebagai IP Address yang boleh mengakses, maka walaupun
dibaris bwahnya di dieksekusi lagi, itu tidak akan berpengaruh,hal-hal seperti
itu digunakan untuk seorang administrator cache server untuk melakukan
pengontrolan agar tidak akan terlalu detail melakukan pengaturan jika baris
atas dan bawah sama-sama saling mempengaruhi.
Peering
Kembali membicarakan tentang
konfigurasi peering. Maka di squid option atau parameter-parameter untuk
pengaturan squid banyak sekali variasinya antara lain terdapat dalam contoh
dibawah ini :
Cache_peer ugm.ac.id sibling 8080 3130
proxy-only
Cache_peer itb.ac.id parent 3128 3130
no-digest round-robin
Cache_peer ui.ac.id parent 3128 3139
weight=2 no-digest
Untuk pengaturan diatas, tipe peer baik
sibling maupun parent, nomor port untuk hubungan icp maupun http telah
dijelaskan pada bab sebelumnya, disini akan dibahas tentang option yang ada
yaitu proxy-only, round-robin, dan no-digest.
Pada bagian sibling cache peer itu
didefinisikan sebagai proxy-only yang berarti seluruh object yang didapatkan
dari sibling tidak akan disimpan ke dalam hardsik, begitu object selesai
didownload maka object tersebut akan langsung diserahkan kepada klien dan
object akan dihapus dari memori, option selanjutnya adalah weight, option
weight adalah digunakan untuk pengaturan prioritas yang semakin tinggi nilainya
maka dia adalah cache parent yang akan dihubungi terlebih dahulu, option
round-robin berfungsi untuk memutar giliran parent mana yang akan diminta
mencarikan object, pada kasus ini jika ada terdapat banyak parent yang tidak
diberi option weight untuk prioritas maka option round-robin digunakan untuk
menggilir cache yang akan dihubungi secara bergantian.
Sedang option no-digest adalah
merupakan salah satu alternative squid berbicara dengan peer. Cache digest
menggunakan cara mengumpulkan header masing-masing object yang telah disimpan
kedalam sebuah file. File ini yang nantinya akan diforward atau didownload oleh
peer dengan menggunakan protokol http. Header ini dikumpulkan dalam versi
terkompres dengan rasio tinggi.
Dengan memperoleh cache-digest dari
peer, squid memperoleh kejelasan status ada tidaknya object yang diminta, tanpa
perlu bertanya dulu sebelumnya lewat protokol ICP, Jelas dari sini squid dapat
mengoptimisasi banwitdh, terutama jika peer terletak dalam jarak logika hoop
yang cukup jauh. Cache digest itu sendiri degenerate secara berkala dan
besarnya tergantung dari jumlah setiap object, masing-masing object tersebut
disimpan dalam header sebanyak 10 bits.
Object Cache
Pengaturan object sebuah cache server
merupakan salah satu hal yang perlu diperhatikan disini. Telah diketahui
sebelumnya bahwa object disimpan pada dua level cache_dir yang besar levelnya
didefinisikan pada konfigurasi utama squid. Object itu sendiri berisikan
content URL yang diminta klien dan disimpan dalam bentuk file binary,
masing-masing object mempunyai metadata yang sebagian dari isinya disimpan
didalam memori untuk memudahkan melacak dimana letak object dan apa isi dari
object tersebut. Banyak sifat-sifat yang perlu diamati untuk optimasi squid
ini, antara lain :
Umur object
Umur obect merupakan sebuah ukuran waktu yang dihabiskan sebuah
object untuk tinggal didalam hardisk cache. Umur object dibatasi oleh beberapa
factor, yaitu :
metode penghapusan object
object dihapus bisa melalui beberap algoritma penghapusan :
a.
Logistic Regression :
yaitu menghapus object dengan
kemungkinan logistic regression terkecil. Kemungkinan logistic regression bisa
diartikan sebagai besarnya kemungkinan object tersebut akan diakses diwaktu
yang akan dating.
b.
Least Recently Used :
yaitu metode penghapusan object berdasarkan waktu kapan object
tersebut terakhir diakses. Semakin lama (besar) waktunya, kemungkin dihapus
juga akan semakin besar.
c.
Least Frequently Used :
Metode penghapusan
object yang paling jarang diakses.
d.
First In First Out :
Penghapusan yang merunut metode berdasarkan waktu masuk ke dalam
cache_dir, yaitu object yang paling awal masuk, berarti itu adalah object yang
akan dihapus terlebih dahulu.
e.
Random :
Menghapus object
secara random.
Kapasitas hardisk cache
Semakin besar
kapasitas cache, berarti semakin lama umur object tersebut bisa disimpan, jika
pemakaian hardisk sudah mendekati batas atas (cache_swap_high) penghapusan akan
semakin sering dilakukan.
Memori
Memori dipakai squid dalam banyak hal.
Salah satu contoh pemakaiannya adalah untuk disimpannya object yang popular,
lazimnya disebut hot object. Jumlah hot object yang disimpan dalam memori bisa
diatur dengan option cache_mem pada squid.conf
Sebenarnya yang paling memakan memori
adalah metadata object, karena kebanyakan object sendiri sebenarnya disimpan
dalam direktori cache_dir hardsik local. Semakin banyak kapasitas cache_dir,
semakin banyak pula metadata dan semakin membebani pemakaian memori. Pada
kebanyakan kasus untuk setiap 1.000.000 jumlah object, rata-rata dibutuhkan
sebesar 72 MB memori untuk keseluruhan object dan 1,25 MB untuk metadata.
Jumlah object ini bisa didapatkan dari besar cache_dir dibagi dengan jumlah rata-rata
kapasitas object, biasanya setiap object bernilai 13 KB.
Mengingat pentingnya ketersediaan
memori, penting untuk melihat sebagus apa aplikasi pengalokasian memori yang
ada pada sistem operasi yang sedang bekerja. Secara default pada sistem operasi
sudah tersedia rutin program untuk alokasi memori atau malloc (memory
allocation). Namun pada beban yang sangat besar dan tanpa diimbangi penambahan
memori yang memadai, malloc akan mencapai batas atas performansi dan kemudian
mencapai status ketidakstabilan, dan squid akan menuliskan banyak pesan error
pada log, misalnya seperti : “xmalloc : Unable to allocate 4096 bytes!”.
Jika ini terjadi, langkah yang dapat
dilakukan adalah melakukan penambahan memori, dan langkah kedua jika ingin
lebih stabil adalah menginstall library untuk rutin program malloc yang lebih
baru.
PROXY SERVER
LAYER NETWORK
Salah satu contoh proxy yang bekerja pada layer
jaringan adalah aplikasi firewall yang menjalankan Network Address Translation
(NAT). NAT selalu digunakan pada router atau gateway yang menjalankan aplikasi
firewall. NAT digunakan untuk mengubah alamat IP paket TCP/IP, biasanya dari
alamat IP jaringan lokal ke alamat IP publik, yang dapat dikenali di internet.
Pada suatu jaringan lokal (local Area Network), setiap
komputer didalamnya menggunakan alamat IP lokal, yaitu alamat IP yang sudah
disediakan untuk keperluan jaringan lokal, dan tidak akan dikenali atau
diterima oleh router-router di Internet. Ketika komputer-komputer pada jaringan
lokal tersebut memerlukan untuk mengakses layanan di internet, paket-paket IP
yang berasal dari jaringan lokal harus diganti alamat sumbernya dengan satu
alamat IP publik yang bisa diterima di internet. Disinilah proses NAT dilakukan
oleh aplikasi firewall di Gateway, sehingga suatu server di internet yang
menerima permintaan dari jaringan lokal akan mengenali paket datang menggunakan
alamat IP gateway, yang biasanya mempunyai satu atau lebih alamat IP publik.
Pada proses NAT ini, aplikasi firewall di gateway
menyimpan satu daftar atau tabel translasi alamat berikut catatan sesi koneksi
TCP/IP dari komputer-komputer lokal yang menggunakannya, sehingga proses
pembaliknya bisa dilakukan, yaitu ketika paket jawaban dari internet datang,
gateway dapat mengetahui tujuan sebenarnya dari paket ini, melakukan proses
pembaliknya (de-NAT) dan kemudian menyampaikan paket tersebut ke komputer lokal
tujuan yang sebenarnya.
PROXY SERVER
PADA LEVEL SIRKUIT
Proxy server yang bekerja pada level sirkuit dibuat untuk
menyederhanakan keadaan. Proxy ini tidak bekerja pada layer aplikasi, akan
tetapi bekerja sebagai “sambungan” antara layer aplikasi dan layer transport,
melakukan pemantauan terhadap sesi-sesi TCP antara pengguna dan penyedia
layanan atau sebaliknya. Proxy ini juga masih bertindak sebagai perantara,
namun juga membangun suatu sirkuit virtual diantara layer aplikasi dan layer
transport.
Dengan proxy level sirkuit, aplikasi klien pada pengguna
tidak perlu dikonfigurasi untuk setiap jenis aplikasi. Sebagai contoh, dengan
menggunakan Microsoft Proxy Server, sekali saja diperlukan untuk menginstall
WinSock Proxy pada komputer pengguna, setelah itu aplikasi-apliakasi seperrti
Windows Media Player, IRC atau telnet dapat langsung menggunakannya seperti
bila terhubung langsung lke internet.
Kelemahan dari proxy level sirkuit adalah tidak bisa
memeriksa isi dari paket yang dikirimkan atau diterima oleh aplikasi-aplikasi
yang menggunakannya. Kelemahan ini dicoba diatasi menggunakan teknologi yang
disebut SOCKS. SOCKS adalah proxy level sirkuit yang dapat digunakan untuk
semua aplikasi (generik proxy) yang berbasis TCP/IP, dikembangkan sekitar tahun
1990 oleh Internet Engineering Task Force (IETF) dan sudah mencapai versi 5
(RFC 1928). SOCKS menyediakan standar yang independen dari platform yang digunakan
untuk mengakses proxy level sirkuit. Salah satu kemampuan penting SOCKS versi 5
adalah tambahan proses autentikasi dan password, serta memberikan layanan proxy
terhadap layanan berbasis UDP, dengan pertama-tama melakukan koneksi TCP, den
kemudian menggunakannya untuk relay bagi data UDP.
SOCKS
terdiri dari dua komponen, yaitu SOCKS server dan SOCKS klien. SOCKS server
diimplementasikan pada leyer aplikasi, sedangkan SOCKS klien diimplementasikan
diantara layer aplikasi dan layer transport. Kegunaan pokoknya adalah untuk
bisa menyelenggarakan koneksi dari satu host pada satu sisi dari SOCKS server
dengan host lain pada sisi yang lain dari SOCKS server, tanpa kedua host harus
terhubung langsung dalam konteks TCP/IP.
Diagram
berikut menggambarkan posisi SOCKS:
Ketika
satu aplikasi klien ingin terhubung dengan server aplikasi, pertama-tama dia
menghubungi SOCKS proxy server. Proxy inilah yang akan melakukan relay data dan
menghubungkan klien dengan server. Bagi si klien, SOCKS proxy server adalah
server, dan bagi server, SOCKS proxy server adalah klien. SOCKS proxy melakukan
3 tahap proses yaitu membuat permintaan koneksi, membuat sirkuit proxy-nya, dan
melakukan relay data. SOCKS versi 5 menambah satu prosedur yaitu proses
autentikasi pada setiap langkah diatas.
Aplikasi yang menggunakan SOCKS versi 5 sejumlah
mempunyai keunggulan yaitu :
1.
Proxy generik yang tidak
tergantung pada aplikasinya (application-independent proxy). SOCKS membuat dan
mengatur channel komunikasi yang digunakan untuk semua aplikasi jaringan.
Adanya aplikasi baru tidak memerlukan pengembangan tambahan. Proxy layer
aplikasi harus membuat software proxy baru untuk setiap aplikasi baru, dan
proxy layer network dengan inspeksi penuh harus membuat cara inspeksi protokol
baru.
2.
akses yang transparan pada
jaringan dengan banyak server proxy.
3.
kemudahan autentikasi dan
metode enkripsi. Hanya menggunakan satu protokol saja untuk pembangunan channel
komunikasi semua pengguna dan aplikasi, dan proses autentikasinya. Kebanyakan
protokol tuneling memisahkan proses autentikasi dan proses pembangunan channel
komunikasi.
4.
kemudahan membangun aplikasi
jaringan tanpa harus membuat proxy-nya.
5.
manajemen kebijakan yang
sederhana atas keamanan jaringan.
Diagram berikut
menggambarkan aliran kendali model aliran kendali SOCKSv5: